Furnitur cetak 3D masih belum lazim dibandingkan furnitur biasa, namun kami melihat banyak pergerakan dalam hal desain dan konsep. Selain mudah untuk diadaptasi dalam produksi sebenarnya, hal ini juga dapat berkelanjutan dan pada akhirnya berdampak. Sebagian besar konsep pencetakan 3D ini mencoba menciptakan sesuatu yang dapat didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang sehingga membuatnya lebih ramah lingkungan dibandingkan furnitur biasa.
Desainer: Ethan Solodukhin
Konsep Kursi Revo, dengan Revo berarti “revolusioner”, merupakan koleksi furnitur cetak 3D dan didukung oleh program PlastiVista Atelier. Program ini sebenarnya mendorong rumah, sekolah, dan masyarakat untuk menyumbangkan sampah plastik mereka dan mengubah sampah plastik yang dapat digunakan untuk pencetakan 3D menjadi filamen. Koleksinya antara lain Revo Chair dan Stool (ya itu bukan salah ketik). Mereka terbuat dari 100% plastik daur ulang.
Kursi Revo menggunakan desain satu bagian dan dapat berfungsi sebagai kursi sebenarnya namun bila digunakan dengan orientasi berbeda, dapat juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Foto-foto menunjukkan bahwa itu adalah tempat penyimpanan berbentuk kotak meskipun tidak benar-benar ditunjukkan bagaimana hal itu dapat diubah menjadi tempat penyimpanan meskipun permukaannya dapat menjadi tempat Anda meletakkan benda. Sedangkan Stool hanya berfungsi sebagai tempat duduk dengan permukaannya yang kompak, meski Anda mungkin juga bisa menggunakannya sebagai meja samping jika mau.
Bentuk kursi ini mengingatkan saya pada dudukan telepon plastik kecil yang bisa Anda dapatkan dengan harga murah. Pertanyaannya tentu saja untuk kursi cetak 3D ini adalah apakah kursi tersebut cukup tahan lama dan cukup nyaman untuk diduduki orang dalam jangka waktu yang lama.